body{overflow-x:hidden;} .s1{ position : absolute; font-size : 10pt; color : blue; visibility: hidden; } .s2{ position : absolute; font-size : 18pt; color : red; visibility: hidden; } .s3{ position : absolute; font-size : 14pt; color : gold; visibility: hidden; } .s4{ position : absolute; font-size : 12pt; color : lime; visibility: hidden; }

Wow, Tikus Deteksi TB Lebih Akurat Daripada Manusia!

Ingin tahu apakah Anda mengidap Tuberculosis atau TB? Coba meludah ke arah tikus. Dari penelitian terbaru, tikus besar Afrika yang terlatih mampu mendeteksi TB 44 persen lebih baik dibanding manusia yang juga dilatih dan menggunakan mikroskop.

Tikus dapat mendeteksi adanya bakteri penyebab tuberkulosis (TB) dengan akurat, bahkan lebih akurat dibanding tes yang saat ini umumnya dilakukan di laboratorium.

Penelitian menggunakan tikus gambia yang dilakukan di Western Michigan University Amerika Serikat memberi hasil menarik. Tikus mampu dilatih untuk mengendus Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menyebabkan TB, yang ada di dahak manusia.

Dalam riset, tikus diminta mengendus 2 jenis contoh dahak yakni dahak tanpa bakteri TB dan yang mengandung bakteri TB. Ketika tikus menghabiskan waktu lebih lama pada dahak dengan bakteri TB, mereka diberi hadiah kacang dan pisang. Hasilnya, tikus memiliki kemampuan deteksi TB sebesar 86,6 persen.Tes yang umum dilakukan untuk mendeteksi TB juga menggunakan sampel dahak pasien. Tes yang sudah berumur 100 tahun ini meneliti dahak menggunakan senyawa tertentu di bawah mikroskop.

Seperti dilaporkan Popsci, tes seperti ini tidak berhasil mendeteksi 60-80 persen kasus positif sehingga seharusnya tidak lagi diandalkan. Pendeteksian sulit dilakukan karena bakteri sulit terlihat kecuali jumlahnya sangat banyak. Tetapi tikus yang dilatih ini berhasil mendeteksi 44 persen kasus positif lebih banyak, demikan lapor surat kabar New York Times.

WHO sebetulnya telah mengeluarkan metode skiring baru yang dapat mengeluarkan hasil tes akurat dalam waktu 2 jam. Tapi, biaya untuk tes ini mencapai 17.000 dolar AS (sekitar 150 juta rupiah). "Tes dengan tikus tentu lebih murah," kata peneliti.

Beberapa hewan juga dikenal mampu mendeteksi penyakit. Anjing dapat mendeteksi kanker. Tikus juga dapat mendeteksi flu burung. Tikus gambia pada studi TB ini bahkan digunakan untuk mendeteksi ranjau darat. Karena ukurannya, tikus ini tidak akan memicu ranjau.

Ada pula ilmuwan yang mengadakan penelitian di Afrika punya cara pemecahan untuk mengatasi salah satu penyakit menular yang sangat berbahaya, tuberkulosis, yaitu dengan melatih tikus-tikus besar, yang punya indera penciuman sangat peka, untuk mendeteksi adanya kuman-kuman penyakit itu.

Tuberkulosis (TB), penyakit yang dapat diobati dengan antibiotik, menewaskan hampir tiga juta orang setiap tahun. Kebanyakan dari mereka tinggal di wilayah Sub-Sahara Afrika, di mana penyakit itu biasanya menyerang pengidap HIV.

Sementara itu, ilmuwan meneliti dahak dari 10.523 pasien di Tanzania. Awalnya, sampel-sampel ini dianalisa menggunakan mikroskop oleh sejumlah teknisi terlatih di pusat Direct Observation Treatment Short-Course (DOTS). Setelah itu, giliran tikus yang diberi kesempatan mendeteksinya.

Sebagai informasi, TB merupakan penyakit yang sangat mematikan. Secara global, penyakit ini memakan korban hingga 3 juta kematian per tahun.

Menggunakan analisa mikroskopik tradisional, terdeteksi bahwa 1.400 pasien mengidap TB positif. Yang menarik, jika tikus yang melakukan analisa, ternyata mereka yang mengidap TB positif mencapai 2.020 pasien.

“Menggunakan tikus pencium untuk mendeteksi TB tampaknya memang tidak lazim, akan tetapi dari penelitian kami, cara ini berhasil,” kata Alan Poling, ketua tim peneliti dari Western Michigan University, seperti dikutip dari TG Daily.

Penemuan ini, kata Poling, akan sangat bermanfaat di negara berkembang, di mana seperempat korban tewas akibat metode pendeteksi penyakit TB tersebut belum tersedia secara luas.

Sebanyak 10 tikus raksasa Afrika, yakni Cricetomys gambianus, dilatih untuk meneliti sampel dahak. Setiap kali mereka menemukan dahak yang mengandung tuberculosis, mereka mendapatkan hadiah pisang dan mereka tidak berhenti mengendus jika tidak mendeteksi adanya TB.

Meski terbukti tikus lebih akurat, akan tetapi validitas pengujian ini masih bisa diragukan. Peneliti belum menemukan apa yang membuat tikus sanggup mendiagnosis dahak tersebut.

0 Response to "Wow, Tikus Deteksi TB Lebih Akurat Daripada Manusia!"

*
*
*
*